Wednesday, October 28, 2020

Dermies



Hello lovelies,

kita berjumpa lagi di penghujung bulan Oktober dan kali ini mau ngebahas mengenai klinik kecantikan yang ada di Citraland, Jakarta. Lokasi kliniknya pas di sebelah Hero, yang berwarna kuning itu dengan nama yang biru. Seluruh konsep dari klinik ini juga ada di www.dermies.co.id.

Aku kebetulan mendapatkan kesempatan untuk menulis mengenai Dermies karena bekerja sama dengan Jakarta Beauty Blogger.
Nah, karena kebetulan adikku memiliki masalah dengan jerawat sejak menggunakan masker setiap hari (maskne, nama kerennya), akupun 'mengutus' dia untuk ke Dermies dan mendapatkan perawatan yang dia butuhkan, "Breakup with Breaksout" yang memang untuk melawan jerawat.

-*-


Ternyata Dermies ini sudah cukup terkenal di kalangan anak muda, saat weekend biasanya klien harus menunggu sekitar 45-60 menit. Saran aku, karena Dermies tidak menerima appointment by hour (alias biasanya hanya appointment by day alias hari kedatangan), jadi saran aku, datanglah saat hari weekdays karena lebih sepi jadi bisa langsung dilayani atau saat klinik baru buka (seperti jam buka mall, yaitu 10.00 WIB).

Staff di Dermies seperti terlihat di foto semua menggunakan seragam yang sama, jadi kita mudah mengenali staff yang ada yang membantu proses kita masuk klinik. Mulai dari cek suhu, mencuci tangan dan registrasi.

-*-




Semua staff menggunakan masker, face shield dan gloves (sarung tangan) pada masa pandemi ini. Semua yang datang juga diharapkan menjaga jarak. Ada beberapa tempat duduk yang disediakan di area depan klinik agar klien tidak 'menumpuk' di dalam. Suasana di dalam juga dijaga agar tidak padat, semua pengunjung diharapkan mengerti kondisi saat ini dan klinik mengurangi jumlah maksimal kapasitas dalam ruangan.

-*-



Semua yang ingin bertemu dengan dokter atau perawatan, mohon menghubungi klinik terlebih dahulu di +62215606595 / WA : 08111204412, WA biasanya dibalas maksimal h+1. Kalian juga bisa melihat website resmi Dermies untuk alamat lengkapnya yang di Jakarta dan Bandung.

-*-



Setelah proses registrasi selesai, adikku dipersilahkan masuk dan mulai membersihkan kulit sambil menunggu dokter. Ada ruangan tunggu di dalam setelah kulit dibersihkan dengan singkat menggunakan tissue basah (wet wipes), karena adikku tidak menggunakan makeup, tissue pembersih tersebut mungkin dirasa cukup.

Ruangan tunggu di dalam ini berisi klien lain yang juga menunggu dokter, hanya ada 1-2 orang dan kami semua tidak menggunakan masker karena telah membersihkan wajah.

-*-


Ada TV monitor yang menunjukkan giliran, jadi kita hanya perlu melihat keatas dan menunggu giliran. Saat masuk ruangan kliniknya dibatasi dengan banyak tirai. Semua terlihat bersih dan rapi. Dokter mulai mengecek kondisi kulit, lalu menentukan treatment yang diperlukan.

Untuk jerawat, terutama yang masih aktif, diperlukan beberapa steps, mulai dari pengeringan, pembersihan, sampai menghilangkan bekas dari jerawat. Setidaknya, adikku harus datang minimal 3x agar kulitnya bisa bersih kembali, dengan catatan, selama dirumah, dia pun harus tetap menjaga kondisi kebersihan dan lifestyle dengan baik agar jerawatnya bisa sembuh.

-*-


Dokter Cynthia adalah dokter yang membantu adikku saat kunjungan pertama, dia memeriksa wajah denagan seksama dibawah lampu yang sangat terang. Menurut dokter, jerawat yang muncul di area yang tertutup masker ini sangat sering sejak pandemi. Banyak sekali pasien yang sekarang jadi harus ke dokter kulit karena cara-cara 'biasa' sudah tidak cukup lagi.

Jadi memang menjaga kebersihan, memberikan obat jerawat yang ada di pasaran, dan lain sebagainya membantu, tapi penangan dari dokter kulit akan lebih tepat dan lebih menunjukkan hasil yang relatif lebih cepat.

Adikku telah berbulan-bulan mencoba menangani masalah jerawatnya sendiri, produk-produk skincare yang dimiliki juga yang anti-acne dan sudah hampir menyerah. Ternyata di klinik Dermies masih ada beragam macam metode yang bisa dicoba.

-*-



Semua penjelasan diberikan dengan sangat baik dan detail, mulai dari apa yang diharapkan dari tiap treatment, down time (rasa hangat, kulit mengering, mengelupas, atau lain sebagainya dijelaskan diawal treatment oleh dokter Cynthia). Adikku awalnya agak gugup dan tidak mau kalau treatmentnya menyakitkan, invansive alias jauh dari proses alami, dan atau pakai banyak suntikan jarum.

Dia juga tidak suka jika harus di pencet dan dikeluarkan isi jerawatnya, ternyata klinik Dermies tidak seperti itu. Semua treatmentnya nyaman dan tidak menyakitkan, adikku tenang setelah mendengarkan rencana dokter.

-*-



Proses UV pun untuk treatment pertama dimulai, yang terasa hanya hangat saja. Menurut dokter, prosedur ini membantu 'mematangkan' dan mengeringkan semua jerawat yang masih aktif. Kita cuma cukup tidur dengan nyaman selama 20an menit. Ruangannya juga cukup tenang, jadi terasa seperti relaksasi. 

Sehabis UV treatment, gel diberikan agar kulit tidak terasa terlalu kering. Setelah itu, treatment selanjutnya bisa dilakukan seminggu setelahnya. Adikku datang pada tanggal 17 October, jadi treatment kedua tanggal 24 October, dan treatment ketiga menurut dokter adalah 2 minggu setelah treatment kedua.

-*-




Beberapa produk original dari Dermies diberikan setelah treatment pertama, Sabun cuci muka, Serum, Day Moisturizer, dan Night Moisturizer. Semua produk ini bisa dengan mudah dibeli di Dermies. Ada berbagai macam produk lainnya yang bisa kamu lihat juga di website.

Adikku memiliki masalah dengan jerawat, oleh karena itu, produk yang diberikan berfokus pada perawatan anti jerawat dengan nama "Clear Me".

Saat pulang, adikku berpikir akan mengalami downtime seperti kondisi kulit kering sekali, ternyata tidak juga, menurut dia kondisinya biasa saja, mungkin karena pemakaian semua produk yang diberikan secara teratur, membantu proses penyembuhan kulit dengan sangat baik.

-*-





Clear Me Facial Wash dengan pH balance yang nyaman dipakai membersihkan kulit tanpa bikin kulit terasa kering tertarik, jadi nyaman deh, malah berasa moist gitu. Serum nya tidak memiliki aroma apapun, ringan saat dipakai dan mudah menyerap. Day Moisturizer dan Night Moisturizer nya juga tidka memiliki wewangian, jadi pas buat kulit yang sensitif terhadap parfum, semua produknya mudah meresap dan tidak lengket, bahkan pelembab malam yang teksturnya creamy juga gak oily di kulit.

Jadi keempat produk yang dipakai adikku, semua bisa dia pakai dengan tenang dan merasa cocok.

Oleh karena pengalaman pertama dengan Dermies begitu baik, adikku kembali lagi tanggal 24 October dan kali ini dia dibantu oleh dokter Fabiola untuk gentle purifying. Treatment chemical peeling yang dioles selama 15 menit ke wajah dengan sedikit tingling sensation (jadi agak sedikit seperti ada semut-semut kecil yang jalan-jalan, gak gigit ya). Dokter sudah memberi info bahwa akan ada pengelupasan 2-3 hari kedepan.

Treatment kedua jauh lebih cepat dari treatment pertama, setelah peeling gel dibersihkan, diberikan gel anti iritasi dia bisa pulang. Nah, sampai saat ini tanggal 28 October (saat post ini dibuat), adikku tidak mengalami pengelupasan sama sekali. Tidak ada down time ataupun reaksi negatif dengan semua treatment yang diberikan.

-*-

 


 
Pada empat foto diatas, aku tunjukkan kondisi kulit adikku yang terkena jerawat, memang jerawatnya berfokus di area dagu atau area yang tertutup masker. Kondisi nya hari per hari mengalami perbaikan yang berarti, jujur akupun puas dengan kondisi kulitnya yang jauh lebih baik dari sebelumnya.

Jerawat yang aktif sudah berkurang pertumbuhannya, dan jerawat yang ada juga mengering lebih cepat, lalu acne scar atau bekas jerawatnya pun memudar jauh lebih cepat dibanding saat dia belum ke Dermies, jadi menurut kami, worth banget treatment penanganan jerawat di Dermies.

Buat kamu yang penasaran, hubungi saja Dermies dna tanya-tanya langsung ya, sekarang lagi ada promo untuk program anti jerawat lho, don't missed it!!